Total Pageviews

Pages

Unknown On Friday, 4 April 2014



Pada hari Jumat, 4 April 2014, kami peserta PJTL Angkatan pertama mengunjungi Kantor Radar Suarabaya yang bertempat di Graha Surabaya. Sesampainya di sana kami disambut oleh Bu Novila selaku Pimpinan Redaksi Radar Surabaya dan Pak Moh. Fail sebagai Manajer Pemasaran Radar Surabaya.
Pertama kali Bu Novila menjelaskan tentang asal mula Radar Surabaya, pada awalnya dikenal sebagai harian Suara Indonesia dengan lokasi kantor redaksi di Graha Pena Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya. Harian Suara Indonesia pernah populer dan membuatnya dikenal sebagai koran reformasi meski sebelumnya Harian Suara Indonesia adalah koran khusus ekonomi, dengan sirkulasi sangat terbatas. Lalu Pak Dahlan Iskan menginginkan agar setiap kota berotonom dengan mempunyai koran di kotanya masing-masing yang menampilkan berita khusus di kotanya. Hal ini yang mengawali munculnya Radar surabaya, lalu disusul dengan radar Gresik, serta Radar Sidoarjo. Namun saat ini baru Radar Indonesia yang bisa mandiri. Hingga saat ini terdapat 22 Radar yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia.
Penjelasan dilanjutkan dengan penjelasan Pak Fail tentang berbagai pengalaman sebagai wartawan, pahlawan pena jurnalistik, proses produksi surat kabar, dan bagaimana cara kerja di redaksi surat kabar harian yang selalu dikejar deadline. Ada banyak pengalaman pak Fail yang menggambarkan bagaimana perjuangan pahlawan tinta untuk mendapatkan berita waalaupun harus mengahadapi resiko dan berhadapan langsung dengan orang penting yang bersangkutan. Salah satunya berita Pak Fail yang membuatnya berhadapan dengan keluarga cendana. Namun, menurut Pak Fail begitu mudah dalam menghadapinya jika berita yang telah dibuat memang benar dan objektif berdasarkan fakta. Berbagai resiko dan pengalaman di berbagai bidang tentu sangat berbeda, seperti di bidang hiburan, politik, kriminal dan bidang lainnya. Terkadang memang seorang wartawan perlu mencoba terjun di semua bidang untuk menemukan dimana zona nyamannya dalam mencari berita. Selain itu, seorang wartawan juga harus pandai memanfaatkan momen kejadian yang dapat dijadikan berita. Di redaksi radar surabaya setiap wartawan harus mendapatkan berita yang bisa sejumlah 2-3 berita setiap pagi di kantor redaksi. Di redaksi Radar Surabaya, ada beberapa orang yang bertanggung jawab terhadap berita dalam setiap halaman. Hal ini tentu menjadi masalah jika wartawan tidak mendapatkan berita, maka akan membuat space dalam koran tersebut. Namun jangan salah, tidak semua berita yang didapatkan wartawan mampu dimuat di surat kabar. Terkadang ada stopper sehingga berita yang harusnya muncul tergantikan dengan iklan, karikatur dan semacamnya. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak tajamnya berita yang kita angkat, atau bisa juga akibat kesalahan dalam teknik wawancara yang “biasa-biasa saja”. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang wartawan yang sesungguhnya tidaklah mudah karena harus mampu mendapatkan berita yang berkualitas hingga mampu ditampilkan di halaman koran dan tidak dibuang percuma.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Powered by Blogger.